Sabtu, 04 April 2015

BERFIKIR DEDUKTIF

      Bernalar adalah suatu proses berpikir yang menyangkut cara mengambil/menarik kesimpulan sebagai suatu pengetahuan menurut suatu alur atau kerangka berpikir tertentu. Ada dua macam penalaran ilmiah, penalaran induktif dan penalaran deduktif. Dua macam penalaran tersebut menunjuk pada dua cara menarik kesimpulan.

DEFENISI PENALARAN DEDUKTIF

       Dalam penalaran deduktif, penarikan kesimpulan bertitik tolak dari penyataan-pernyataan yang bersifat umum, kita menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif memakai pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme adalah argumentasi yang terdiri dari tiga penyataan. Dalam silogisme itu, dari dua penyataan yang sudah diketahui (premis), kita turunkan pernyataan yang ketiga (kesimpulan).
Misalnya: “Semua manusia akan mati.
                   Socrates adalah manusia. 
                   Jadi, Socrates akan mati.”

Kunci untuk mengerti argumen di atas adalah istilah “manusia” pada pernyataan pertama dan pernyataan kedua. Artinya kalau diketahu bahwa “semua manusia akan mati” dan “Socrates adalah manusia” maka konsekuensi logisnya adalah “Socrates akan mati”. Kesimpulan bahwa “Socrates akan mati” merupakan hasil analisa dari dua pernyataan alasan (“semua manusia akan mati”). Maka kesimpulan dalam penalaran deduktif bersifat analistis-tautologis sebab kesimpulan itu sudah termuat dalam titik pangkal pemikiran. Di sinilah penalaran deduktif bersifat sahih (kalau kesimpulannya diturunkan secara logis dari premis) atau tidak sahih (kalau kesimpulannya tidak diturunkan secara logis dari premis). Kesimpulan penalaran deduktif pasti 100% kalau argumentasi benar dari segi penalaran formal/bentuk.

         Unsur-unsur penalaran deduktif dapat dikategorikan berdasarkan dua aspek. Pertama, aspek kegiatan mental. Kedua, aspek ekspresi verbal. Unsur-unsur penalaran deduktif yang merupakan aktivitas akal budi/berpikir meliputi pengertian/konsep, putusan, dan penyimpulan. 

MACAM-MACAM PENALARAN DEDUKTIF
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b. Entimen 
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

KORELASI BERFIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF
        Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan.
Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan salingmengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.

BERFIKIR DEDUKTIF DALAM MATEMATIKA.

      Matematika merupakan sarana berfikir deduktif yang amat berguna untuk membangun teori keilmuan dan menurunkan prediksi-prediksi teori keilmuan, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan keilmuan dengan benar dan jelas dan secara singkat dan jelas. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika “artificial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya.
Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah metode deduktif, sedangkan ilmu pengetahuan alam menggunakan metode induktif atau eksperimen. Dalam matematika mencari kebenaran juga bisa dimulai dengan secara induktif, akan tetapi generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi teori, sifat, atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.

Contoh, dalam ilmu biologi berdasarkan pada pengamatan, dari beberapa binatang menyusui ternyata selalu melahirkan. Sehingga kita bisa membuat generalisasi secara induktif bahwa setiap binatang menyusui adalah melahirkan.
Generalisasi yang dibenarkan dalam matematika adalah generalisasi yang telah dapat dibuktikan secara deduktif.
Contoh, pembuktian jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap. 

disusun oleh : Lidya Febriyani (5B414817)

      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar