Perancangan
Analisa
Sistem
Data
Loss Prevention System merupakan
sebuah sistem yang akan melakukan skenario backup
terhadap komputer client sehingga
data penting yang ada pada komputer client
menjadi aman dari terjadinya kerusakan. Sistem ini akan menggunakan aplikasi
atau protokol rsync yang handal dalam
melakukan proses penyalinan dan duplikasi tree
atau struktur direktori secara rekursif. Tree
tersebut akan di-backup pada
infrastruktur atau server NAS.
Perancangan
Sistem
Sebelum
memulai pembuatan
Data Loss Prevention System
ini
dilakukan langkah-langkah
yang paling utama yaitu perancangan
sistem.
Perancangan sistem ini dimulai dari pembuatan blok diagram sistem, membuat
topologi jaringan, installasi server
sampai pada konfigurasi pada client .
Blok Diagram
Blok diagram adalah diagram dari sebuah sistem yang menjelaskan bagian utama atau fungsi sistem. Diagram sistem tersebut diwakili oleh blok yang dihubungkan dengan
garis yang menunjukkan hubungan dari blok. Blok diagram sistem utama dari Data Loss Prevention System ini dapat dilihat pada gambar
Gambar Blok Diagram Sistem Secara Umum
.
Flowchart Sistem
Flowchart merupakan bagan yang menggambarkan bagaimana jalannya
sistem yang dirancang. Dengan menggunakan simbol-simbol yang telah ditetapkan
dalam perancangan flowchart serta
menggunakan garis dan tanda panah yang menghubungkan simbol-simbol tersebut
sehingga menjadi gambaran bagaimana sistem tersebut berjalan. Adapun flowchart dari Data Loss Prevention System ini dapat dilihat pada gambar
Gambar Flowchart
Sistem
Topologi Jaringan
Topologi jaringan merupakan rancangan dari penempatan
perangkat-perangkat jaringan yang digunakan sehingga dalam proses pembangunan
sistem yang sedang dirancang hanya tidak rancu dan menjadi jelas. Dengan adanya
topologi jaringan ini skema jaringan bisa dilihat, dipelajari dan dianalisa
sehingga pengkajian terhadap sistem mudah dilakukan.
Pembuatan
Sistem
Dalam pengerjaan pembangunan Data Loss Prevention System ini terdapat beberapa tahapan yang akan
dilakukan. Mulai dari pembangunan server NAS,
mengkonfigurasi user account pada
server NAS, menginstall aplikasi rsync pada
komputer client, mengkonfigurasi rsync task pada server dan mengkonfigurasi server
NAS menjadi file server agar data
yang telah di-backup pada server dapat diakses oleh komputer client.
Installasi Server NAS
Sesuai dengan batasan masalah pada BAB 1, sistem operasi server NAS yang akan digunakan adalah FreeNAS-8.3.0-RELEASE-p1-x86. Dalam
melakukan installasi sistem operasi FreeNAS-8.3.0-RELEASE-p1-x86
user tinggal mengikuti instruksi yang
ada pada prosedur installasi yang diarahkan installastion
wizard sistem operasi ini.
Pada sistem yang dirancang kali ini komputer server yang akan digunakan adalah komputer branded Lenovo Thinkpad M55
Tower PC yang semua komponennya telah dirakit di pabrik pembuatnya. Adapun
spesifikasi dari komputer ini adalah sebagai berikut:
1.
Processor Intel Core 2 Duo 1.86GHz.
2.
RAM
2GB DDR2.
3.
Harddrive 160GB
HDD.
4.
Optical Drive DVD-CDRW.
5.
USB Ports 8 (2 front, 6 back)2.0 port.
6.
Chassis Tower PC.
Konfigurasi FreeNAS
Setelah proses installasi FreeNAS-8.3.0-RELEASE-p1-x86 pada komputer server berhasil dilakukan, mengkonfigurasi adalah tahapan penting
yang harus dilakukan dalam pembuatan Data
Loss Prevention System. Beberapa hal yang harus dikonfigurasi pada server FreeNAS tersebut adalah IP Address komputer server, user account dan group, rsync task dan folder sharing agar sistem dapat
bekerja sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Konfigurasi Komputer Client
Pada sisi client atau
komputer client terdapat 2 hal yang
harus dikonfigurasi, yaitu IP Address dan
Rsync Module yang berjalan sebagai Daemon. Mengkonfigurasi Rsync Module cukup dengan melakukan
installasi dan sedikit konfigurasi aplikasi DeltaCopy
yang akan membuka akses ke komputer client
menggunakan protocol rsync.
Pengalamatan IP
Address komputer client menjadi
hal yang sangat penting pada Data Loss
Prevention System ini. Selain untuk berkomunikasi dalam jaringan, IP Address juga menentukan apakah proses
backup bisa dilakukan atau tidak. Ini
dikarenakan pada konfigurasi rsync task
IP Address inilah yang akan digunakan sebagai remote host. Jika remote host
dan rsync module name tidak cocok
pada rsync task yang dikonfigurasi
pada server NAS maka proses backup tidak akan dilakukan. IP
Address komputer server NAS akan dijadikan sebagai
satu-satunya IP Address yang dapat
melakukan remote ke komputer client. Ini dilakukan dengan cara
mendefinisikan IP Address server NAS pada
konfigurasi rsync daemon komputer client sebagai satu-satunya alamat yang
diberikan izin untuk melakukan remote
dan menolak alamat lainnya, sehingga
komputer client hanya
mengizinkan komputer server NAS untuk
melakukan remote rsync dan menolak
jika ada alamat lain yang juga mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan
komputer server NAS.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan,
Budhi. 2005, Jaringan Komputer,
Yogyakarta: Graha Ilmu
Jogiyanto,
2001, Analisis & Desain Sistem
Informasi, Yogyakarta: Andi
Jogiyanto,
2005, Analisis & Desain Sistem
Informasi, Yogyakarta: Andi
Sims,
Gary, 2008, Learning FreeNAS: Configure
And Manage A Network Attached Storage Solution, Birmingham: Packt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar